Kemerdekaan Dan Resolusi Pendidikan, Oleh: Bambang Panca Syahputra - Teropong SUMUT

Breaking

Teropong SUMUT

Informasi Fakta Terpercaya & Independen

BANNER 728X90

17 Agustus 2019

Kemerdekaan Dan Resolusi Pendidikan, Oleh: Bambang Panca Syahputra


Memaknai kemerdekaan bukan sekedar simbolis dan life service saja, tentunya kita harus mengetahui sejarah, bagaimana para pejuang pahlawan Negara ini mempertahankan benteng kemerdekaan sampai sekarang ini masih kita nikmati. Secara nasional, kita memang sudah terlepas dari penjajahan yang sifatnya membunuh, baku hantam, bom, geranat dan peluru panas. Namun, secara tersembunyi, kita kita masih terjajah oleh kebodohan yang mengakar sampai tua.
            Nepotisme, koeupsi, kolusi dan penyalah gunaan wewenang, itu merupakan kebodohan yang permanen dari dini. Dengan kebodohan itulah sangat berdampak pada generasi pendidikan kita. Betapa banyaknya anak-anak yang keluyuran di jalan tanpa dampingan orang tua, anak-anak mengemis di jalan, yang di atur oleh oknum-oknum, berapa banyak jumlah anak yang bekerja bangunan, pengaruk parit, pembajak sawah, dan kuli pengangkut komoditas di pasar tradisional, dan itu semua usianya dibawah umur tanpa pendidikan yang maksimal. Baik pendidikan agama, dunia.
            Banyaknya kesenjangan yang terjadi di tengah masyarakat kita ini, terkhusus di aspek pendidikan. Kita ketahui bahwa, pendidikan merupakan hal yang krusial untuk solusi kelambatan membangun peradaban yang baru. Intinya, pendidikan ahlak.
Di era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya laju ilmu pengetahuan dan teknologi berimplikasi pada memudarnya dimensi kekuatan kritis dari rasio ketertundukan pada fakta-fakta empirik dan bergesernya tatanan moral dari pemenuhan dorongan hedonistik. Kewajiban kaum intelektual dalam kondisi kontemporer yang tengah berada dalam ketidakamanan ontologis adalah mencari konfigurasi nilai-nilai yang disatu pihak menjamin kelangsungan kepribadian bangsa dan pada pihak yang lain relevan dan mampu berbicara dengan situasi dan kondisi masyarakat yang baru dan sedang beralih terus menerus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemikiran al-Ghazâlî dan Ibnu Maskawaîh tentang konsep pendidikan akhlak, persamaan dan perbedaan komponen pendidikan akhlak, dan relevansi pendidikan akhlak menurut keduanya dengan pendidikan karakter di Indonesia.
Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa perpaduan antara nilai-nilai akhlak sufistik al-Ghazali dan nilai-nilai akhlak rasional Ibnu Maskawaih akan meningkatkan kemampuan bangsa untuk melihat pembangunan itu dalam perspektif trancendental, melihat akhlak sebagai sumber motivasi pembangunan dan untuk ikut serta dalam menyelami ilmu pengetahuan modern masa kini. Dengan demikian, dapat ditingkatkan kemampuan untuk mengintegrasikan akal dan akhlak dalam menghadapi masalah-masalah pembangunan dan meningkat-kan kemampuan bangsa dalam menjalani moral reassoning.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis ini. Jenis datanya dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah studi kepustakaan. Pada akhirnya dalam proses analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa (1) pendidikan akhlak al-Ghazali dan Maskawaih, didasarkan pada konsepnya tentang manusia. Keduanya mendefinisikan tujuan pendidikan akhlak untuk terwujudnya pribadi susila yang lahir dari perilaku-perilaku luhur atau budi pekerti mulia secara spontan untuk memperoleh al-Sa’adah. Kesempurnaan manusia sangat erat kaitannya dengan keutamaan. Untuk menentukan keutamaan tersebut keduanya menggunakan doktrin jalan tengah, (2) pendidikan akhlak dapat memenuhi fungsi yang sangat penting dalam perkembangan sosial di Indonesia, apabila: (a) berusaha untuk memupuk motivasi yang kuat dengan cara memahami kenyataan-kenyataan sosial yang terdapat di masyarakat, (b) berusaha untuk merangsang peserta didik untuk mengamalkan iman mereka, dan (3) pendidikan karakter dan pendidikan akhlak semakna dan sejalan, yakni suatu usaha sadar untuk membantu individu mempunyai kehendak untuk berbuat sesuai dengan nilai dan norma serta membiasakan perbuatan tersebut dalam kehidupannya.
Penutup
            Pendidikan ahlak merupakan konsep terpenting untuk menguasai ilmu pengetahuan umum semuanya, karena dengan berahlak, akan menghasilkan konsentrasi dan focus pada disiplin ilmu. Di hari kemerdekaan Indonesia ke 74 ini, menjadi moment  terpenting bangsa ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa.
Penulis Dosen pendidikan Bahasa Inggris UMSU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejak April 2019 | Teropong SUMUT